praktikum TEKNIK STERILISASI SECARA MIKROBIOLOGIS

TEKNIK STERILISASI SECARA MIKROBIOLOGIS 

 Siti Rahmiyati1, Rindang Yuliani2, Hasrul Satria Nur3 
 Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan Intansari III No 20, Banjarbaru, 70714, Indonesia 
E-mail: aprilis.syuhada@gmail.com 

Abstrak  

 Alat-alat di laboratorium mikrobiologi perlu disterilisasi karena sangat mempengaruhi hasil pengamatan. Hasil pengamatan menjadi berbeda karena kontaminasi. Tujuan dilakukan sterilisasi yaitu untuk memusnahkan mikroorganisme yang terdapat pada alat dan bahan di laboratorium mikrobiologi. Sebelum dilakukan sterilisasi , semua alat dibungkus dengan kertas dan bagian atas disumbat dengan kapas. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah kontaminasi bakteri atau mencegah bakteri masuk ke dalam peralatan tersebut. Metode yang dilakukan ada dua yaitu sterilisasi uap panas basah dengan otoklaf pada suhu 121oC selama 12-15 menit dan metode sterilisasi panas kering dengan oven pada suhu 160-180oC selama 1,5-3 jam. Hasil yang diperoleh yaitu semua alat gelas menjadi lebih bening. Hal itu disebabkan karena sudah tersterilisasi (matinya mikroorganisme yang terdapat pada alat dan bahan). Sehingga, peralatan gelas dapat digunakan setelah disterilisasi.

 Abstract

 Glasses in microbiology laboratory need to be sterilized because it affects the observations. The observations to be different because of contamination. The purpose of sterilization which destroy microorganisms found in the glasses and materials in the microbiology laboratory. Before sterilization, all the glasses wrapped in paper and the top of the glasses corked by the cotton. The goal is to prevent bacterial contamination or prevent bacteria get into the glasses. Sterilization method is Moist Wet Heat by autoclave at a temperature of 121oC for 12-15 minutes and Dry Hot Air by oven at a temperature of 160-180oC for 1,5-3 hours. The result obtained by the sterilization that glasses became clear. All glasses became clear because glasses had been sterilized (death of microorganisms contained in glasses and materials). So that the glasses can be used. 

 1. Pendahuluan 

 Sekarang ini, dengan berkembangannya ilmu pengetahuan, maka semakin tinggi pula rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di alam sampai pada mikroorganisme yang tidak dapat di lihat dengan mata telanjang. Dari hal inilah muncul ilmu pengetahuan yang mempelajari mikroorganisme tersebut yang disebut mikrobiologi.Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan tentang perikehidupan makhluk-makhluk kecil yang hanya kelihatan dengan mikroskop (bahasa Yunani: mikros = kecil, bios = hidup, logos = kata atau ilmu). Makhluk-makhluk kecil itu disebut mikroorganisme, mikroba, protista atau jasad renik. Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723) ialah orang yang pertama kali mengetahui adanya dunia mikroorganisme itu. Dengan mikroskop ciptaannya ia dapat melihat bentuk makhluk-makhluk kecil yang sebelumnya itu tidak diduga sama sekali keadaannya (Sudaryanto, 1998). 

Mikrobiologi diterapkan sebagai ilmu yang mempelajari makhluk hidup berukuran mikroskopis meliputi bakteri, algae, protozoa, fungi dan virus. Mikrobiologi dapat di pandang sebagai ilmu dasar yang mempelajari biologi dan mikroba, seperti fisiologi, taksonomi, ekologi dan genetika mikroba serta dapat berperan sebagai ilmu terapan antara lain mikrobiologi pertanian (Sudaryanto, 1998). Salah satu hal yang menunjang dalam pembelajaran mikrobiologi adalah laboratorium. Peralatan merupakan suatu bagian yang mendasari dalam pembentukan laboratorium, baik itu laboratorium yang sederhana (praktikum) maupun untuk tujuan penelitian (laboratorium penelitian). Bahan atau peralatan yang dipergunakan dalam praktikum mikrobiologi harus dalam keadaan steril. Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Sedangkan steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik yang menggangu kehidupan dan proses yang dikerjakan atau steril juga bisa diartikan bebas dari segala mikroba baik patogen maupun tidak (Waluyo, 2008). 

Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat atau bahan dari segala bentuk kontaminasi dari mikroba.Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992). Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan berarti proses sterilisasi tidak sempurna. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan dan mikroba akan diluluhkan (Lay dan Hatowo, 1992). 

Proses sterilisasi dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu penggunaan panas (panas kering dan uap/panas basah), penyaringan, dan penggunaan bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin) (Hadiotoetomo, 1993). Teknik sterilisasi dengan metode panas, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu metode panas kering dan metode uap atau panas basah. Metode panas kering dilakukan dengan menggunakan peralatan oven yang telah di setting pada kisaran suhu 160 hingga 180oC selama 1,5 sampai 3 jam. Sterilisasi dengan cara demikian sangat baik untuk mensterilisasi peralatan gelas kosong dan beragam pipet. Berikutnya, sterilisasi dengan metode uap panas basah. 

Alat yang digunakan dalam metode ini yaitu otoklaf. Untuk metode ini perlu diperhatikan sifat bahan yang akan disterilisasi, jika bahan berupa larutan thermolabile, seperti bahan yang mengandung gula atau susu, maka suhusterilisasi di setting pada suhu 100oC selama 5-10 menit. Sedangkan terhadap media biakan sterilisasi pada suhu 121oC selama 12-15 menit pada tekanan 1-2 atmosfer (15 lbs). Apabila teknik sterilisasi tidak diterapkan maka hasil yang dicapai tidak maksimal dan menimbulkan berbagai kontaminasi baik dari alat maupun media tumbuh mikroba (Dwidjoseputro, 1994). 

Agar terbebas dari bakteri yang resisten dan partikel spora, pemanasan harus dapat dilakukan terus menerus dalam waktu yang panjang. Perlu diketahui sumber kontaminan juga sangat mempengaruhi hal tersebut, dalam satu genus bakteri, ketahanan terhadap panasnya pun berbeda. Seandainya kontaminasi terjadi sangat parah dan sering terjadi maka disarankan semua peralatan dan botol disterilisasi pada suhu 160-180 oC selama 1,5 sampai 3 jam. Setelah itu, menggunakan metode uap panas basah dengan alat otoklaf pada suhu 121oC selama 12-15 menit pada tekanan 1-2 atmosfer (15lbs). Sterilisasi juga dapat dilakukan degan metode filtrasi. Sterilisasi filtrasi memiliki tujuan yaitu untuk menghilangkan semua organisme atau bahan pengkotom lainnya dari larutan yang bersifat thermolabile. Metode ini lazim digunakan terhadap bahan atau senyawa alam yang mengandung bahan aktif. Teknik filtrasi dilakukan dengan melewatkan bahan pada membran filter selulosa asetat berukuran pori dari 0,05-0,8 μm. Disamping itu sterilisasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia, seperti Ethylene Oxide dan Beta-Propiolactone. Sterilisasi dengan metode ini dapat dilakukan terhadap bahan yang terbuat dari plastik, seperti cawan Petri plastik dan jaringan hidup (Dwidjoseputro, 1994). 

 2. Metode Penelitian 

Alat-alat yang akan disterilisasi pada praktikum ini yaitu peralatan gelas. Metode yang digunakan yaitu metode panas kering dan uap panas basah. Sebelum dilakukan sterilisasi, semua alat harus dibungkus dengan kertas dan bagian atas harus disumbat dengan kapas. Langkah sterilisasi cawan Petri yaitu yang pertama cawan Petri dibungkus dengan kertas bekas dengan posisi cawan Petri yang besar di bawah. 

Langkah yang kedua yaitu ujung kertas disamakan.Kemudian dikunci membentuk kipas dan ujungnya dilipat segitiga. Kemudian dikunci membentuk kipas dan ujungnya dilipat segitiga. Sterilisasi selanjutnya yaitu sterilisasi tabung reaksi. Metode sterilisasi tabung reaksi sama dengan sterilisasi erlenmeyer. Langkah sterilisasi tabung reaksi yaitu yang pertama tabung reaksi disumbat dengan kapas. Kedua, tutup bagian atas tabung dengan kertas. Kemudian semua tabung diikat menggunakan karet gelang menjadi satu bagian. Setelah semua alat dibungkus dengan kertas maka selanjutnya alat-alat tersebut dimasukkan ke dalam otoklaf yang telah diisi dengan air aquades hingga batas yang dianjurkan. Alat yang dimasukkan tersebut ditata sedemikian rupa sehingga uap air secara merata dapat menembus alat/bahan yang akan disterilkan tersebut. Tutup otoklaf dan hidupkan alat. Perhatikan tahap keaikan suhu dan tekanan pada otoklaf dan tunggu hingga alat mencapai suhu 121oC selama 12-15 menit pada tekanan 1-2 atmosfer. Otoklaf akan otomatis membunyikan alarm jika proses sterilisasi selesai. Hindari membuka tutup otoklaf begitu proses sterilisasi selesai, tunggu sampai tekanan dan suhunya turun. Setelah itu, buka tutup otoklaf dan ambil alat tersebut. 

Langkah terakhir yaitu masukkan alat yang sudah disterilisasi ke dalam oven dan atur suhu pada kisaran 160-180oC selama 1,5-3 jam dan biarkan selama 1 jam.  Hasil dari proses sterilisasi yang didapatkan setelah menginkubasi peralatan gelas ke dalam otoklaf pada suhu 121oc selama 12-15 menit dan menggunakan oven pada suhu 160-180oC selama 1,5-3 jam yaitu warna dari peralatan gelas menjadi lebih bening. Hal itu disebabkan karena peralatan telah steril (matinya mikroorganisme yang terdapat pada alat). Sehingga alat dapat digunakan pada kegiatan praktikum dan juga hal itu dapat menghindari kontaminasi mikroorganisme pada saat kegiatan praktikum. Sterilisasi adalah proses atau cara yang dilakukan untuk mencapai keadaan steril. 

Sterilisasi secara mikrobiologis pada umumnya dikenal tiga teknik dasar yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Pada praktikum teknik sterilisasi secara mikrobiologis ini hanya digunakan dua metode sterilisasi yaitu metode panas kering dan uap panas basah. Namun, sebelum disterilisasi semua alat harus dibungkus dengan kertas dan bagian atasnya disumbat dengan kapas. Hal ini bertujuan untuk mencegah mikroba masuk ke peralatan yang akan disterilisasi. Sterilisasi panas kering. Sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering yaitu jika panas digunakan tanpa kelembaban dengan menggunakan udara panas. Metode ini tidak menggunakan air dalam prosesnya tetapi hanya berupa suhu tinggi. Hal ini berfungsi untuk mematikan organisme dengan cara mengoksidasi komponen sel atau dengan mendenaturasi (merusak) enzim mikroorganisme tersebut. 

Sterilisasi dengan metode kering dilakukan dengan menggunakan oven. Sterilisasi ini sangat baik digunakan untuk mensterilisasi perlatan gelas kosong dan beragam pipet. Prinsip kerja alat ini yaitu pintu oven dibuka dan semua alat-alat yang akan disterilkan disusun rapi. Setelah itu, pintu oven ditutup dan suhu di setting pada kisaran suhu 160 hingga 180oC selama 1,5 sampai 3 jam. Metode panas kering kurang efisien dan membutuhkan suhu yang lebih tinggi serta waktu lama untuk sterilisasi. Hal ini disebabkan karena metode ini tanpa kelembaban maka tidak ada panas laten. Pemanasan kering dapat menyebabkan dehidrasi sel dan oksidasi komponen-komponen di dalam sel. Keuntungan dari pemanasan kering adalah tidak adanya uap air yang membasahi bahan atau alat yang disterilkan, selain itu peralatan yang digunakan untuk sterilisasi uap kering lebih murah dibandingkan uap basah. Sterilisasi uap panas basah. Sterilisasi dengan metode uap panas basah menggunakan uap air. 

Alat yang digunakan ketika sterilisasi yaitu otoklaf. Prinsip otoklaf adalah terjadinya koagulasi yang lebih cepat dalam keadaan basah dibandingkan dalam keadaan kering. Proses ini dapat membunuh mikroorganisme dengan cara mendenaturasi atau mengkoagulasi protein pada enzim dan membran sel mikroorganisme. Proses ini dapat pula membunuh endospora bakteri (Pratiwi T., Sylvia. 2008). Prinsip kerja alat ini cukup sederhana. Pertama, otoklaf diisi air secukupnya dan semua alat-alat yang akan disterilkan dimasukkan kedalamnya. Sebelum ditutp, semua alat perlu disusun dengan baik untuk menghindari alat-alat gelas pecah ketika sterilisasi berlangsung yang disebabkan oleh tekanan dari uap air. Langkah kedua adalah menutup otoklaf dengan memutar setiap sekrup dari arah berlawanan dengan kuat hingga tidak terdapat lagi celah untuk keluarnya uap air yang dihasilkan saat pemanasan berlangsung.Kemudian otoklaf dipanaskan. Untuk metode ini perlu diperhatikan sifat bahan yang akan disterilisasi, jika bahan berupa larutan thermolabile, seperti bahan yang mengandung gula atau susu, maka suhu sterilisasi di setting pada suhu 100oC selama 5-10 menit. Sedangkan terhadap media biakan sterilisasi dilakukan pada suhu 121oC selama 12-15 menit pada tekanan 1-2 atmosfr (15 lbs). 

Setelah selesai otoklaf didiamkan terlebih dahulu beberapa menit, tekanan ditunggu sampai nol dan suhu turun sampai jauh di bawah 100°C baru tutup otoklaf boleh dibuka. Hal itu disebabkan sterilisator uap dapat berbahaya. Alasannya karena pada setiap cm2 dinding sterilisator terdapat tekanan sebesar ± 1 atm. Di samping itu turunnya tekanan secara mendadak dapat menyebabkan medium mendidih dan sumbat gelas atau tabung terlempar. Jika setelah alat pengukur tekanan menunjukkan angka nol sterilisator masih terus dibiarkan mendingin lebih lanjut tanpa membuka klep pengaman maka dapat terbentuk vakum di dalam ruangan sterilisator sehingga tutupnya tidak akan dapat dibuka sebelum keadaan vakum ditiadakan. Apabila otoklaf telah dingin maka sekrup dan pengunci dapat dibuka dan semua alat yang disterilkan dapat dikeluarkan satu persatu. Cara pemanasan basah dapat membunuh jasad renik atau mikroorganisme terutama karena panas basah yang dapat menyebabkan denaturasi protein, termasuk enzim-enzim didalam sel. 

 Daftar Acuan 

 Sudaryanto. 1998. Metode Linguistik. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. 

Waluyo. 2008. Perpajakan Indonesia. Salemba Empat : Jakarta. 

 Fardiaz. 1992.Mikrobiologi pangan. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. 

Lay,B.W dan S.Hastowo.1992. Mikrobiologi. Rajawali Pers: Jakarta. 

Hadioetomo.1993.Mikrobiologi Dasar dalam Praktek dan Teknik serta Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. 

Dwidjoseputro. 1994. Pengantar fisiologi Tumbuhan. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta Pratiwi,S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi.Erlangga: Jakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Praktikum DETEKSI MIKROBIOTA NORMAL

Sediaan eliksir

IDENTIFIKASI MAKROSKOPIK DAN MIKROSKOPIK