praktikum TEKNIK BIAKAN MURNI MIKROB

TEKNIK BIAKAN MURNI MIKROB 

Siti Rahmiyati1, M.Andrian Rifaldi2, Hasrul Satria Nur3 
 1.Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan A. Yani, Banjarbaru, 70714, Indonesia 
2, 3. Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan A.Yani, Banjarbaru, 70714, Indonesia 
 E-mail: aprilis.syuhada@gmail.com 

 Abstrak 

 Isolasi mikroorganisme merupakan upaya untuk menumbuhkan mikroba dari lingkungan. Pemisahan mikroorganisme dari lingkungan bertujuan untuk mendapatkan kultur bakteri yang tidak lagi dicampur dengan bakteri lain dan disebut kultur murni . Prinsip isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran berbagai mikroba . Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkan mereka dalam medium padat . Sel mikroba untuk membentuk koloni sel yang tetap di tempat . 

 Abstact 

 Microbial pure culture technique. Isolation of microorganism is an attempt to grow the microbial from the natural environment. Separation of microorganism from environment aims to obtain bacterial culture that has no longer mixed with other bacteria and are called pure culture. Principle of microbial isolation is to separate one type of microbial with other microbial derived from a mixture of various microbes. This can be done by growing them in a solid medium . Microbial cells to form colonies of cells that remain in place. 

 Keywords: pure culture, steak plate, spread plate, pour plate 

 1. Pendahuluan 

 Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur atau biakan murni. Secara alami, bakteri di alam ditemukan dalam populasi campuran. Hanya dalam keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan dalam keadaan murni. Untuk dapat mempelajari sifat biakan, morfologi, dan sifat faalinya, maka organisme yang akan diteliti harus dapat dipisahkan. Ini berarti bahwa harus ada biakan murni yang hanya mengandung satu jenis bakteri saja. Untuk memperoleh biakan murni dapat dilakukan pengenceran dengan menggunakan bahan cair atau padat. Pada mulanya digunakan gelatin sebagai bahan pemadat. Teknik untuk memperoleh biakan murni ada 3 cara, yaitu: teknik penggoresan agar, teknik agar tuang, teknik agar sebar. Dua diantaranya yang paling sering banyak digunakan adalah teknik cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu species dapat dipisahkan [1]. 

 Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteriofag yang paling baik dan paling utama adalah habitat inangnya. Sebagai contoh fage coli yang dijumpai di dalam pencernaan dapat diisolosi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan sentrifugasi atau filtrasi bahan sumbernya dan penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya [2]. Mikroorganisme dibiakan di laboratorium yang terdiri dari bahan nutrient. Biasanya pemilihan medium yang dipakai bergantung pada banyak faktor seperti apa jenis mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Pembenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap dipertahankan harus mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh mikroorganisme tersebut. Faktor lain yaitu seperti pH, suhu, dan juga pendinginan harus dikendalikan dengan baik. Selain untuk tujuan diatas medium juga memiliki fungsi lain seperti tempat untuk mengisolasi, seleksi, evaluasi dan differensiasi biakan yang didapatkan. Agar tiap-tiap medium memiliki karakteristik yang sesuai dengan tujuan sehingga seringkali digunakan beberapa jenis zat tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba [3]. 

 Beberapa indikasi pembiakan bakteri laboratorium mikrobiologi meliputi : 
(1) Pengasingan (Isolasi) mikroba pada biakan bakteri,
(2)Menunjukkan sifat khas mikroba,
(3)Untuk menentukan jenis mikroba yang diisolasi dengan cara-cara tertentu, 
(4) Untuk mendapatkan bahan bakteri yang cukup untuk membuat antigen dan percobaan serologi lainya, 
(5) Menentukan kepekan kuman terhadap antibiotik, 
(6) Menghitung jumlah kuman, dan 
(7) Mempertahankan biakan mikroba [4]. 

 Pengembangbiakan Dalam Cawan Petri ada ada beberapa metode yaitu: 
(1) Metode Cawan gores(Steak Plate), 
(2) Metode cawan sebar (Spred Palte), dan 
(3) Teknik dilusi (Pengenceran). 

Prinsip metode cawan gores yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini dilakukan dengan membagi 3-4 cawan petri. Ose steril yang telah disiapkan diletakkan pada sumber isolat, kemudian menggoreskan ose tersebut pada cawam petri berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali membentuk garis horisontal disatu cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen setelah kering ose tersebut digunakan untuk menggores goreskan sebelumnya pada sisi cawan kedua. Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores. Teknik spread palte (lempeng sebar) adalah suatu teknik didalam menumbuhkan mikroorganisme didalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri atau menghapuskannya diatas media agar yang telah memadat. Sedangkan pour plate kultur dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat) [5]. Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat trsebar merata pada bagian permukaan media agar. Tujuan dari teknik dilusi pengenceran adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya kedalam air, sehingga lebih mudah penanganannya. Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam akuades steril. Teknik dilusi sangat penting dalam analisa mikrobiologi. Karena hampir semua metode penelitian dari penghitungan jumlah sel mikroba menggunakan teknik ini, seperti TPC ( Total Plate Counter) [6]. 

 Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman bakteri (inokulasi), yaitu: 
(1) Menyiapkan Ruangan (ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadaannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaan, 
(2) Pemindahan dengan pipet (dilakukan dalam penyelidikan air minum atau untuk penyelidikan diambil 1 ml, Contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni), dan 
(3) Pemindahan dengan kawat inokulasi (ujung kawat ini sebaiknya dari platina atau nikel, dalam melakukan penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisinya tungkai cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat tersebut disentuhkan lagi dalam nyala api) [7]. 

 Ada beberapa metode dalam Ttknik inokulasi yaitu sebagai berikut: 
(1) Biakan Agar Cawan (kultur mikroba dibiakkan dengan cara menginokulasi pada agar cawan, dimana penyebaran kultur dilakukan dengan goresan diatas agar, ada beberapa cara untuk menggoreskan kultur pada agar cawan yaitu: (1) goresan langsung, (2) goresan kuadran, dan (3) goresan radian), 
(2) Biakan agar tuang (digunakan untuk mengencerkan atau mengisolasi yang terdapat pada contoh, setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu, koloni akan tumbuh pada permukaan dan bagian bawah agar), dan 
(3) biakan agar miring dan agar tegak (dapat dilakukan dengan cara menggoreskan secara zig-zag pada permukaan agar miring menggunakan jarum ose yang bagian atasnya dilengkungkan, cara ini juga dilakukan pada agar tegak untuk meminimalisir pertumbuhan mikroba dalam keadaan kekurangan oksigen, usaha mencegah masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan dan untuk menanam suatu spesies terdapat baberapa cara, yaitu penanaman dengan penggoresan dan penanaman lapangan biakan agar tabung [8]. 

 2. Metode Penelitian 

 Pemindahan Biakan pada media cair dilakukan dengan cara yaitu pertama alat dan bahan yang digunakan disiapkan terlebih dahulu di atas meja kerja. Lub inokulasi/jarum ose dipanaskan diatas pembakar bunsen hingga seluruhnya memijar. Langkah yang kedua yaitu sumbat dua tabung reaksi yang kemudian dibuka dengan menggunakan jari kelingking untuk sumbatan tabung reaksi pertama dan untuk tabung reaksi kedua dengan menggunakan jari disekitarnya. Tabung reaksi yang telah dibuka penyumbatnya didekatkan di dekat api agar tidak ada mikroba dari luar masuk ke dalam pemindahan biakan mikroba tersebut. 

Berikutnya, jarum ose dimasukkan kedalam salah satu tabung reaksi untuk mengambil biakan dan memindahkannya ke dalam tabung lainnya yang menjadi tempat tumbuhnya atau sebagai sampel pengamatan dan mulut kedua tabung reaksi tersebut dipanaskan kembali agar tetap dalam keadaan steril. Tabung reaksi yang sudah dipanaskan ditutup kembali dan hasil pemindahan yang menjadi objek pembiakan diberi label agar mudah dikenali serta kedua tabung tersebut diletakkan kembali ke dalam rak tabung reaksi. Sementara jarum ose tetap disterilkan kembali dengan cara dibakar kembali agar bisa digunakan dalam pemindahan biakan yang lainnya. Setelah selesai melakukan pemindahan biakan pada media cair , dilakukan metode agar dalam cawan Petri. 

Penggoresan biakan pada agar miring untuk penggoresan biakan dapat dilakukan hampir sama dengan metode di atas , namun dalam kasus ini dilakukan pada agar miring. Maksudnya yaitu pemindahan sejumlah kecil bakteri isolat A ke dalam tabung yang berisi agar miring steril dengan cara meletakkan lub inokulasi bulat yang telah berisi bakteri pada dasar kemiringan agar dan ditarik kearah mulut tabung dengan gerakan zig-zag. Tabung yang sudah digoresi biakan bakteri dapat ditutup dengan rapat dan diberi label serta semua tabung dapat dikembalikan pada raknya. Lub inokulasi yang dipakai dapat disterilkan kembali dengan membakarnya pada bunsen pembakar. Isolasi menggunakan teknik tuang dengan pengenceran sampel yaitu 
(1) memberi label pada tabung reaksi masing-masing 10-1, 10-2, dan 10-3, 
(2) memberi label pada cawan Petri masing-masing 10-1, 10-2, dan 10-3, 
(3) memanaskan media NA beku hingga mencair, 
(4) mendinginkannya sampai kira-kira 55oC. 

 3. Hasil dan Pembahasan 

 Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan yang murni dalam pemindahan bakteri dari medium lama kemedium yang baru atau yang dikenal dengan istilah inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang akan digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga biakkan yang tumbuh didalam medium adalah benar-benar biakan murni (Fardiaz, 1992). Pada percobaan biakan murni terdapat empat spesies, dari dua spesies terdapat dari media NA, dan dua lainnya dari media PDA. Pada media NA terdiri dari dua spesies. Spesies satu pertumbuhan biakan murni yang didapatkan sangat sempurna karena tumbuh bakteri pengkontaminasi saja. Hal itu dapat disebabkan pada saat inokulasi, praktikan sangat menekan pada metode cawan gores tersebut. 

Pada percobaan pertama menggunakan metode cawan gores dan pada percobaan kedua menggunakan metode cawan totol. Pada media PDA juga terdapat dua spesies. Pada spesies pertama ditumbuhi jamur berwarna putih, berhifa dan berspora, dan kegagalan terdapat pada spesies kedua. Hal itu terjadi karena belum terjadi pertumbuhan jamur. Metode ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu. Namun itu untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Faktor kesalahan pada pertumbuhan biakan murni ini ialah pada saat penggoresan atau metode streak pada NA, diusahakan tidak terlalu menekan media agar ketika inokulasi tidak terjadi kegagalan atau akan menyebabkan robeknya media dan juga pada saat inokulasi terjadi, diusahakan petridish selalu didekatkan dengan lampu Bunsen supaya tidak terjadi kontaminasi. 

Metode totol pada media PDA. Cara ini dengan menggunakan suatu saat alat yang dapat memungut satu sel saja pada media PDA dengan tanpa ikutnya jamur yang lainnya. Metode totol pada PDA ini hanya mengambil sebagian atasnya saja dan tidak diikut sertakan yang lainnya yaitu untuk membuat media dan koloni baru lagi. Biakan murni, dialam bebas tidak ada mikroba yang hidup tersendiri terlepas dari spesies yang lain. Seringkali mikroba patogen kedapatan secara bersama-sama dengan mikroba saprobe (saprobakteri). Dalam biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Medium untuk membiakan mikroba haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran (kontaminasi) dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Manfaat biakan murni terdapat dari beberapa teknik biakan murni yaitu dari penuangan Penuangan itu bermanfaat untuk menurunkan jumlah mikroorganisme sehingga suatu saat hanya ditemukan suatu sel dalam satu tabung. 

Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Keunggulan dari metode cawan gores yaitu menghemat bahan dan waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakkan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Prinsip biakan murni ialah biakan murni yang terdiri atas satu spesies bakteri yang ditumbuhkan dalam medium buatan. Medium buatan tersebut berfungsi sebagai medium pertumbuhan. Medium ini dapat berfungsi sebagai sumber nutrisi yang diperlukan bakteri untuk tumbuh dan berkembang biak. Bahan dasar yang digunakan untuk medium pertumbuhan ini adalah agar-agar. Untuk bakteri heterotrof medium dilengkapi dengan air molekul makanan (misal gula) sumber nitrogen dan mineral. 

 4. Kesimpulan 

 Biakan murni mikrob adalah biakan hidup mikoorganisme yang diperoleh dari hasil isolasi dan purifikasi mikrob.Tiga cara metode pada biakan murni yaitu metode cawan tuang (pour plate), metode cawan sebar (spead plate), dan metode cawan gores (streak plate). Teknik dasar streak menggunakan loop ose, digoreskan yang tipis dan halus, supaya menghasilkan medium yang bagus dan baik serta bentuk koloni yang baik juga. 

 Daftar Acuan 

 [1]Fardiaz. 1992.Mikrobiologi pangan. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. 

[2] Sutedjo.1996. Mikrobiologi Tanah .Rineka Cipta : Jakarta. 

[3] Pelczar.1986.Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. Universitas Indonesia Press: Jakarta. 

[4] Hadioetomo. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek dan Teknik serta Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. 

[5]Waluyo.2010. Perpajakan Indonesia.Jakarta : Salemba Empat. 

[6] Dwidjoseputro. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta. 

[7] Pratiwi.2008.Mikrobiologi Farmasi. Erlangga: Jakarta. 

[8] Gupte. 1990. Mikrobiologi Dasar. Binarupa Aksara: Jakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Praktikum DETEKSI MIKROBIOTA NORMAL

Sediaan eliksir

IDENTIFIKASI MAKROSKOPIK DAN MIKROSKOPIK