praktikum PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN MIKROB

PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN MIKROB 

 Siti Rahmiyati1, Rindang Yuliani2, Hasrul Satria Nur3 
 1.Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan A. Yani, Banjarbaru, 70714, Indonesia 
2, 3. Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan A.Yani, Banjarbaru, 70714, Indonesia 
 E-mail: aprilis.syuhada@gmail.com 

 Abstrak 

Media pertumbuhan sangat penting bagi mikrob, media tersebut umumnya digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikrob. Media merupakan suatu larutan yang terkandung nutrisi/hara (makro dan mikro). Unsur makro seperti C, H, O, N, P dan unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element. Tujuan dalam pembuatan media yaitu sebagai wadah membiakkan mikroba. Sehingga mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media yang telah dibuat. . Ada beberapa media pertumbuhan mikrob yaitu seperti media Nutrient Agar, media Sabouraud Dextrose Agar, media Endo Agar, dan media Macconkey Agar. Komposisi NA yaitu 3 g ekstrak daging sapi, 5 g pepton, 15 g agar dan 1 liter air destilat. EMB yaitu terdiri dari 10 g gelatin, 5 g laktosa, 5 g sukrosa, 2 g dipotasium fosfat, 0,4 g Eosin, 65 mg Methylen Blue, dan 13,5 g agar. TSA yaitu terdiri dari approximate formula per liter purrified water, pancreatc digest of casein, papaic digest of soybean, sodium chloryde dan agar. SDA yaitu terdiri atas 10 g mycological peptone, 40 g glucose, dan 15 g agar. Hasil dari praktikum ini yaitu diperoleh media pertumbuhan mikroba yang steril yang ditandai dengan tidak terlihat tumbuhnya jamur pada media. 

 Abstract 

 Manufacture of microbial growth media. Culture media are very important for microbial growth, the media generally used for the growth and development of microbial. Media are a solution that contained nutrients ( macro and micro ). Macro elements such as C , H , O , N , P and micro elements such as Fe , Mg and elements pelicans / trace elements . The purpose of making media as microbial culturing container. So that microbial can grow well in a medium that has been made. There are several microbial culture media such as Nutrient Agar, Sabouraud Dextrose Agar , Endo Agar, and MacConkey Agar. NA composition is 3 g beef extract , 5 g peptone , 15 g agar and 1 liter of water distillate . EMB is composed of 10 g of gelatin , 5 g of lactose , 5 g of sucrose , 2 g dipotasium phosphate , 0.4 g eosin , 65 mg of methylene blue , and 13.5 g Agar. TSA is composed of the approximate formula per liter purrified water , pancreatic digest of casein , papaic digest of soybean , sodium chloryde and Agar . SDA is composed of 10 g Mycological peptone , 40 g of glucose , and 15 g Agar. The results of this experiment is obtained sterile microbial culture media, in media not overgrown mushrooms. 
 Keywords: Culture media, Nutrient Agar, Sabouraud Dextrose Agar , Endo Agar, and MacConkey Agar 

 1. Pendahuluan 

 Semua makhluk hidup membutuhkan nutrient. Nutrient tersebut digunakan untuk pertumbuhan dan reproduksinya. Nutrient merupakan bahan baku yang digunakan untuk membangun komponen-komponen seluler baru dan untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan dalam proses kehidupan sel. Untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang disebut medium. Medium merupakan kumpulan zat-zat organik yang digunakan untuk menumbuh dan mengembangbiakan mikroorganisme tersebut. Medium harus mengandung nutrient yang merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrient ini adalah degradasi dari nutrient dengan molekul yang kompleks. Nutrient dalam medium harus memenuhi karbon, air, energi, mineral dan faktor tubuh. Sedangkan medium itu sendiri sebelum digunakan harus dalam keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan [1]. 

 Media pertumbuhan sangat penting bagi mikrob, media tersebut umumnya digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikrob. Media merupakan suatu larutan yang terkandung nutrisi/hara (makro dan mikro). Unsur makro seperti C, H, O, N, P dan unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan (trace element). Media ini dapat dibuat berdasarkan kebutuhan dan peruntukan, seperti media padat dan cair digunakan untuk pertumbuhan, media transport digunakan untuk transfer pertumbuhan mikrob selama proses isolasi sebelum dikultivasi pada media pertumbuhannya, dan media penyimpanan diperuntukkan bagi penyimpanan dan peremajaan biakan murni. Secara umum media dapat dikelompokkan berdasarkan tipenya, yaitu media berdasarkan fisiknya dikelompokkan menjadi media padat, semi padat, dan cair. Media padat dibuat dengan cara penambahan agar –agar dengan konsentrasi 1,5-1,8%. Media semi padat adalah media yang dibuat dengan peambahan agar-agar kurang dari konsentrasi 1,0%. Sedangkan media cair adalah media yang disiapkan dngan tanpa penambahan agar-agar. Agar-agar merupakan karbohidrat komplek, utamanya galaktosa yang berasal dari ekstrak rumput laut. Agar-agar berfungsi sebagai bahan pemadat dan tidak berfungsi sebagai sumber nutrisi mikrob [2]. 

Media juga dapat dikelompokkan berdasarkan komposisi bahan, yaitu dibagi ke dalam media sintetik dan komplek. Media sintetik/terdefinisi, merupakan media yang semua komponen/bahan penyusunnya diketahui pasti jumlahnya. Sebagai contoh medium sintetik, yaitu medium pertumbuhan Escherichia coli, Salmonella thyphimurium, dan Staphylococcus aureus. Sedangkan media komplek, merupakan media yang beberapa bahan penyusunnya tidak diketahui secara pasti komposisi kimianya. Beberapa contoh, media ini seperi medium Nutrient Broth, Tryptic Soy Broth, dan MacConkey Agar. Umumnya media komplek terkandung komponen, seperti peptone, meat extract, dan yeast extract. Disamping itu, media seperti Tryptic Soy Broth dan Tryptic Soy Agar dikenal juga sebagai media khusus. Hal ini disebabkan media digunakan untuk kultivasi mikrob tertentu, sedangkan mikrob lainnya menjadi terhambat. Biasanya ke dalam media tersebut ditambahkan bahan/senyawa tertentu, seperti agar-agar darah. Media ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu media selektif dan media diferensial. Pada media selektif, biasanya ditambahkan garam bile atau pewarna (basic fuchsin dan crystal violet). Kedua bahan ini dapat menekan pertumbuhan bakteri Gram positif dan memacu pertumbuhan bakteri Gram negatif. Medium Endo Agar dan Eosin Methylen Blue Agar adalah contoh dari media selektif. Berikutnya, media diferensial, adalah media yang digunakan untuk kultivasi pertumbuhan mikrob tertentu dan bahkan dapat digunakan untuk identifikasi secara tentatif berdasarkan karakteristik biologi [3]. 

 Perlu kita ketahui bahwa pembuatan media didasarkan pada fungsi, komposisi media, dan konsistensinya. Sehingga dalam kultur atau media yang dibuat dapat menumbuhkan mikroba dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat antara lain : 
(1) harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, 
(2) harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan, 
(3) harus mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, dan 
(4) harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan agar mikroba yang diinginkan dapat tumbuh baik [4]. 

 2. Metode Penelitian 

 Garis besar pembuatan media yang tersusun atas beberapa bahan adalah sebagai berikut : 
(1) Mencampur bahan-bahan (bahan-bahan yang dilarutkan dalam air suling, kemudian dipanaskan dalam pemanas air supaya larutannya homogen), 
(2) Menyaring (beberapa jenis media kadang-kadang perlu disaring, dan sebagai penyaringan dapat digunakan kertas saring, kapas atau kain, untuk media agar atau gelatin penyaringan harus dilakukan dalam keadaan panas, 
(3) Menentukan dan mengatur pH (penentuan pH media dapat dilakukan dengan menggunakan kertas pH, pH meter atau dengan komparator blok, pengaturan pH media dapat dilakukan dengan penambahan asam atau basa dan organik atau anorganik), 
(4) Memasukkan media ke dalam tempat tertentu (sebelum disterilkan, media dimasukkan ke dalam tabung reaksi, erlenmeyer atau wadah lain yang bersih, kemudian dibungkus kertas sampul/kertas perkamen supaya tidak basah sewaktu disterilkan), 
(5) Media tersebut dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pertama dibuat media agar miring, bagian kedua untuk media cawan agar, dan bagian ketiga dibuat media agar tegak/dalam, dan 
(6) Sterilisasi (pada umumnya sterilisasi media dilakukan dengan uap air basah di dalam autoclave, pada tekanan 1-2 atmosfer selama 10-15 menit dan pada suhu 121oC, tergantung pada jenis dan sifat media pertumbuhan mikrob. 

 3. Hasil dan Pembahasan 

  Hasil yang diperoleh setelah kita melakukan percobaan pembuatan media pertumbuhan mikrob, kita memperoleh media pertumbuhan mikrob menjadi steril (menghindarkan dari mikroorganisme yang tidak di harapkan). Pada media tidak terlihat tumbuh jamur, medianya membeku sempurna, dan tidak ada penggumpalan. Hal ini menunjukkan pembuatan media pertumbuhan mikrob yang dilakukan berhasil. Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Untuk mendapatkan suatu lingkungan yang cocok bagi pertumbuhan bakteri, maka syarat-syarat media harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu : susunan makanan, tekanan osmosis, keasaman (pH), temperature dan sterilisasi.Tujuan dalam pembuatan media yaitu sebagai wadah membiakkan mikroba. Sehingga mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media yang telah dibuat [5]. 

 Ada beberapa media pertumbuhan mikrob yaitu seperti media Nutrient Agar, media Sabouraud Dextrose Agar, media Endo Agar, dan media Macconkey Agar. Komposisi NA yaitu 3 g ekstrak daging sapi, 5 g pepton, 15 g agar dan 1 liter air destilat. EMB yaitu terdiri dari 10 g gelatin, 5 g laktosa, 5 g sukrosa, 2 g dipotasium fosfat, 0,4 g Eosin, 65 mg Methylen Blue, dan 13,5 g agar. TSA yaitu terdiri dari approximate formula per liter purrified water, pancreatc digest of casein, papaic digest of soybean, sodium chloryde dan agar. SDA yaitu terdiri atas 10 g mycological peptone, 40 g glucose, dan 15 g agar [6]. NA menggunakan bahan utama beef extract. Nutrient agar (NA) termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan alami atau daging. Dan bahan sintetik (pepton dan agar) digunakan untuk menumbuhkan semua mikroba. Fungsi bahan yang digunakan pada medim NA yaitu beef extract sebagai sumber vitamin B, mengandung nitrogen organik dan senyawa karbon. Pepton sebagai sumber utama nitrogen organik dan sumber nutrisi. Agar untuk memadatkan medium NA. Macam-macam media yang dapat digunakan yaitu media datar/cawan petri, media tegak, dan media agar miring [7]. 

 Menurut Pelczar (2008: 138) bahwa sifat-sifat media yang digunakan untuk faktor pertumbuhan yaitu harus mudah tumbuh, media harus dibuat, pertumbuhan bakteri harus khas dan mempunyai sifat-sifat yang diinginkan. Jika sifat ini dipenuhi, maka pertumbuhan bakteri akan bagus. Pada proses pembuatan media, medium NA menggunakan magnetik stirrer untuk menghomogenkan agar dengan aquades selama pemasakan agar. Menurut Hadiotomo (1993: 53), magnetik stirrer berfungsi sebagai alat penghomogenan atau pemercepat pelarutan, dan juga mengaduk medium selama sedang dipanaskan agar tidak terjadi penggumpalan pada saat dipanaskan. Selain itu, hot plate digunakan untuk memanaskan medium hingga masak dan mempercepat reaksi yang terjadi pada medium hingga mendidih. Autoklaf berfungsi untuk mensterilkan bahan-bahan dan alat-alat yang tahan terhadap panas dan tekanan yang tinggi. 

 Menurut Pelczar (2008: 138), bahan-bahan yang terlarut di dalam air yang digunakan mikroorganisme untuk membentuk badan sel dan memperoleh energi yang berasal dari bahan makanan. Medium NA, nutrien utama penyusunnya yakni adalah sepotong kaldu. Pada medium yang telah disterilkan, tidak terdapat mikroba dan tidak terjadi perubahan fisik seperti perubahan warna, tidak berbau, tidak terlihat permukaan medium yang tidak ditumbuhi oleh koloni mikroba. Hal ini menunjukkan bahwa medium yang telah disterilisasi tidak terjadi kontaminasi mikroba, sedangkan pada medium yang tidak disterilisasi terlebih dahulu ditumbuhi oleh mikroorganisme dan terjadi perubahan fisik pada medium tersebut. Terjadinya perubahan fisik menunjukkan bahwa medium terkontaminan atau terdapat mikroorganisme. Menurut Dwidjoseputro (1998), terjadinya perubahan fisik pada medium ini disebabkan oleh mikroba yang terdapat pada medium. Hal ini menunjukkan bahwa medium telah terkontaminasi. Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi dianatar mikroorganisme diimbangi oleh tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. 

 Menurut Dwidjoseputro (1998), macam media yang tersedia dapat dikelompokkan dengan berbagai cara. Selain menyediakan nutrien yang sesuai untuk kultivasi mikroorganisme, juga perlu disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Mikroorganisme tidak hanya amat bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respon yang berbeda-beda terhadap kondisi fisik di dalam lingkungannya. Untuk keberhasilan kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan satu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik yang sesuai. Bakteri tidak dapat hidup tanpa adanya media yang mengandung nutrisi- nutrisi untuk pertumbuhannya. Menurut Waluyo (2010), berdasarkan bentuk fisiknya, media pertumbuhan dapat dikelompokkan menjadi media padat, setengah padat dan cair. Media padat adalah media yang mengandung 15% agar sehingga mudah mengeras. Media setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, dan tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth). berdasarkan tujuan pembuatannya, media dapat dikelompokkan menjadi enam kelompok. 

Menurut Pelczar (2008), media pertama adalah media yang digunakan untuk isolasi. Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth dan Blood Agar. Media selektif/penghambat merupakan media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Media yang diperkaya, media untuk peremajaan kultur, media untuk mementukan kebutuhan nutrien tertentu, media untuk karakteristikasi bakteri dan media diferensial adalah beberapa bentuk media berdasarkan fungsi tujuannya. Pemilihan media yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba. Kesesuaian suhu, pH, kecukupan nutrien pada media merupakan beberapa syarat untuk mikroba tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pada pembuatan media untuk berbagai macam organisme harus menggunakan bahan yang mengandung banyak protein dangan berbagai konsentrasinya sehingga dapat menumbuhkan bakteri. Salah satu bahan yang sering dipergunakan adalah tauge. Tauge berfungsi sebagai sumber protein, sukrosa berfungsi sebagai sumber karbohidrat sehinga cocok dijadikan untuk media pertumbuhan mikroba [8]. 

 4. Kesimpulan 

 Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Media pertumbuhan mikrob berdasarkan tipenya, yaitu dibagi ke dalam media sintetik dan komplek. Media sintetik/terdefinisi merupakan media yang semua komponen/bahan penyusunnya diketahui pasti jumlahnya. Sebagai contoh medium sintetik, yaitu medium pertumbuhan Escherichia coli, Salmonella thyphimurium, dan Staphylococcus aureus. Sedangkan media komplek, merupakan media yang beberapa bahan penyusunnya tidak diketahui secara pasti komposisi kimianya. Beberapa contoh, media ini seperi medium Nutrient Broth, Tryptic Soy Broth, dan MacConkey Agar. Umumnya media komplek terkandung komponen, seperti peptone, meat extract, dan yeast extract. 

 Daftar Acuan 

 [1]Gupte. 1990. Mikrobiologi Dasar. Binarupa Aksara: Jakarta. 

[2]Pratiwi.2008.Mikrobiologi Farmasi. Erlangga: Jakarta. 

[3]Sutedjo.1996. Mikrobiologi Tanah .Rineka Cipta : Jakarta. 

[4]Fardiaz. 1992.Mikrobiologi pangan. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. 

[5]Pelczar.1986.Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. Universitas Indonesia Press: Jakarta. 

[6]Hadioetomo. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek dan Teknik serta Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. 

[7]Dwidjoseputro. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta. 

[8]Waluyo.2010. Perpajakan Indonesia.Jakarta : Salemba Empat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Praktikum DETEKSI MIKROBIOTA NORMAL

Sediaan eliksir

IDENTIFIKASI MAKROSKOPIK DAN MIKROSKOPIK