praktikum SITOLOGI SEL MIKROB

SITOLOGI SEL MIKROB 

 Siti Rahmiyati1, Munandar Ramadhani2, Hasrul Satria Nur3 
 1.Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan A. Yani, Banjarbaru, 70714, Indonesia 
2, 3. Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan A.Yani, Banjarbaru, 70714, Indonesia 
 E-mail: aprilis.syuhada@gmail.com 

 Abstrak 

 Dalam pengamatan sel mikrob dikenal banyak teknik pewarnaan sel. Pada prinsipnya ada dua tipe dari teknik pewarnaan sel, yaitu : (1) pewarnaan sederhana, pada pewarnaan ini hanya menggunakan satu pewarnaan. Pewarnaan sederhana bertujuan untuk pengamatan visualisasi bentuk morfologi, seperti bentuk kokus, batang, dan spiral. Disamping itu juga dengan teknik pewarnaan sel dapat teramati susunan atau penataan sel (berantai, berkelompok, berpasangan, dan berpasangan banyak). Berikutnya (2) pewarnaan diferensial dapat dilakukan pemisahan keddalam kelompok pewarnaan Gram dan pewarnaan tahan asam. Teknik pewarnaaan diferensial juga dapat teramati visualisasi struktur sel, seperti flagel, kapsul, spora dan inti. 

 Abstact 

 Microbial cell cytology. In observation of microbial cells known many cell staining techniques . In principle there are two types of cell staining techniques , namely : ( 1 ) simple staining , the staining is only using one color. Simple staining aims to visualize morphological observations , such as the shape of cocci , rods , and spirals . Besides, also with cell staining techniques can be observed composition or arrangement of cells ( chain , in groups , in pairs , and pairs a lot ) . Next ( 2 ) differential staining can be separated keddalam group Gram and acid-fast stain . Differential techniques can also be observed visualization of cell structures , such as flagella , capsules , spores and core . 
 Keywords: simple staining, differential staining, cell structures 

 1. Pendahuluan 

 Bentuk dan struktur sel mikrob pada dasarnya dapat diamati dengan jelas dengan teknik pewarnaan sel (cell stainining). Ilmu yang mempelajari tentang struktur sel mikrob disebut sitologi. Dengan mengamati struktur sel mikrob dapat diketahui bentuk sel, ukuran sel, struktur dan fungsi sel, serta polimorfik [1]. Dalam pengamatan sel mikrob dikenal banyak teknik pewarnaan sel. Pada prinsipnya ada dua tipe dari teknik pewarnaan sel, yaitu : (1) pewarnaan sederhana, pada pewarnaan ini hanya menggunakan satu pewarnaan. Pewarnaan sederhana bertujuan untuk pengamatan visualisasi bentuk morfologi, seperti bentuk kokus, batang, dan spiral. Disamping itu juga dengan teknik pewarnaan sel dapat teramati susunan atau penataan sel (berantai, berkelompok, berpasangan, dan berpasangan banyak). Berikutnya (2) pewarnaan diferensial dapat dilakukan pemisahan keddalam kelompok pewarnaan Gram dan pewarnaan tahan asam. Teknik pewarnaaan diferensial juga dapat teramati visualisasi struktur sel, seperti flagel, kapsul, spora dan inti [2]. 

Pewarnaan juga tidak hanya dapat dilakukan pada sel prokaryot, tetapi juga dapat dilakukan pada sel ekaryot. Pada pewarnaan sel eukaryot, seperti sel fungi juga teramati struktur somatik, struktur modifikasi hifa, strktur reproduksi seksual, dan struktur reproduksi aseksual. Oleh karenanya, pada praktikum ini dilakukan teknik pewarnaan sel mikrob prokaryot, meliputi pewarnaan Gram dan pewarnaan taha asam. Sedangkan pada pewarnaan sel eukayot, digunakan pewarnaan lactopheno l-cotton-blue.Teknik pewarnaan ini umum digunakan untuk identifikasi fungi [3]. Pewarnaan Gram dilakukan terhadap inokula bakteri yang telah dikultivasi selama 24 jam. Terhadap inokula tersebut dibuat preparat smear/oles pada permukaan objek gelas. Berikutnya dilakukan fiksasi pada nyala api dan dilanjutkan dengan pewarnaan menggunakan larutan pewarna Gram. Dengan urutan larutan pewarnaan yaitu crystal violet 60 detik, Gram’s iodine 60 detik, ethyl alkohol 95% 30 detik, dan safranin 60 detik. Diantara larutan pewarna dilakukan pembilasan menggunakan air mengalir. Hasil pewarnaan Gram diamati dibawah mikroskop denga perbesaran 10 X, 40 X, hingga 100 X. Dari masing-masing perbesaran amati bentuk sel dan eaksi Gram pada sel bakteri yang terjadi [4]. 

 Untuk pewarnaan tahan asam dilakukan dengan menggunakan metode Ziehls-Neelsen. Melalui metode inokula sel bakteri yang akan dilakukan pengamatan juga dibuat preparat smear/oles pada objek gelas. Selanjutnya preparat diletakkan di atas beaker gelas yang berisi air mendidih selama 5 menit dengan pembrian carbol fuchsin Selama pemanasan 5 menit dijaga spaya preparat tidak terbentuk gelembung hasil pemanasan (tidak mendidih). Setelah 5 menit dilakukan pendinginan dan dibilas dengna air mengalir. Pewarnaan lanjut dilakukan dengan menggunakan larutan asam alkohol. Tahapan ini dilakukan hingga larutan asam-alkohol tampak jernih. Pembilasan juga dilakukan menggunakan air mengalir. Tahapan akhir dari pewarnaan metode ini adalah dengan menggunakan larutan methylen blue selama 2 menit. Dan selanjutnya dilakukan pembilasan pada air mengalir dan pengeringan slide/preparat menggunakan kertas penyerap. Sel yang bersifat tahan asam akan berwarna merah, sedangkan sel yang bersifat tidak tahan asam akan menyerap warna biru [5].

 Pewarnaan sel fungi juga dilakukan terhadap inokula fungi yang telah dikultivasi selama 7-14 hari pada suhu 25oC. Pewarnaan ini bertujuan untuk mengamati beberapa struktur dari sel fungi. Spora fungi diambil dengan menggunakan teknik tertentu dan selanjutnya diletakka di atas gelas objek. Dan larutan lactophenol-cotton blue diteteskan secukupnya hingga merata. Pengamatan struktur sel fungi diamati dibawah mikroskop binokuler [6]. Bentuk dan struktur sel mikrob pada dasarnya dapat diamati dengan jelas dengan teknik pewarnaan sel (cell stainining). Ilmu yang mempelajari tentang struktur sel mikrob disebut sitologi. Dengan mengamati struktur sel mikrob dapat diketahui bentuk sel, ukuran sel, struktur dan fungsi sel, serta polimorfik [7]. Dalam pengamatan sel mikrob dikenal banyak teknik pewarnaan sel. Pada prinsipnya ada dua tipe dari teknik pewarnaan sel, yaitu : (1) pewarnaan sederhana, pada pewarnaan ini hanya menggunakan satu pewarnaan. Pewarnaan sederhana bertujuan untuk pengamatan visualisasi bentuk morfologi, seperti bentuk kokus, batang, dan spiral. Disamping itu juga dengan teknik pewarnaan sel dapat teramati susunan atau penataan sel (berantai, berkelompok, berpasangan, dan berpasangan banyak). Berikutnya (2) pewarnaan diferensial dapat dilakukan pemisahan keddalam kelompok pewarnaan Gram dan pewarnaan tahan asam. Teknik pewarnaaan diferensial juga dapat teramati visualisasi struktur sel, seperti flagel, kapsul, spora dan inti [8]. Pewarnaan juga tidak hanya dapat dilakukan pada sel prokaryot, tetapi juga dapat dilakukan pada sel ekaryot. Pada pewarnaan sel eukaryot, seperti sel fungi juga teramati struktur somatik, struktur modifikasi hifa, strktur reproduksi seksual, dan struktur reproduksi aseksual. Oleh karenanya, pada praktikum ini dilakukan teknik pewarnaan sel mikrob prokaryot, meliputi pewarnaan Gram dan pewarnaan taha asam. Sedangkan pada pewarnaan sel eukayot, digunakan pewarnaan lactophenol-cotton-blue.Teknik pewarnaan ini umum digunakan untuk identifikasi fungi [8]. 

 Pewarnaan Gram dilakukan terhadap inokula bakteri yang telah dikultivasi selama 24 jam. Terhadap inokula tersebut dibuat preparat smear/oles pada permukaan objek gelas. Berikutnya dilakukan fiksasi pada nyala api dan dilanjutkan dengan pewarnaan menggunakan larutan pewarna Gram. Dengan urutan larutan pewarnaan yaitu crystal violet 60 detik, Gram’s iodine 60 detik, ethyl alkohol 95% 30 detik, dan safranin 60 detik. Diantara larutan pewarna dilakukan pembilasan menggunakan air mengalir. Hasil pewarnaan Gram diamati dibawah mikroskop denga perbesaran 10 X, 40 X, hingga 100 X. Dari masing-masing perbesaran amati bentuk sel dan eaksi Gram pada sel bakteri yang terjadi [8]. Untuk pewarnaan tahan asam dilakukan dengan menggunakan metode Ziehls-Neelsen. Melalui metode inokula sel bakteri yang akan dilakukan pengamatan juga dibuat preparat smear/oles pada objek gelas. Selanjutnya preparat diletakkan di atas beaker gelas yang berisi air mendidih selama 5 menit dengan pembrian carbol fuchsin Selama pemanasan 5 menit dijaga spaya preparat tidak terbentuk gelembung hasil pemanasan (tidak mendidih). Setelah 5 menit dilakukan pendinginan dan dibilas dengna air mengalir. Pewarnaan lanjut dilakukan dengan menggunakan larutan asam alkohol. Tahapan ini dilakukan hingga larutan asam-alkohol tampak jernih. Pembilasan juga dilakukan menggunakan air mengalir. 

Tahapan akhir dari pewarnaan metode ini adalah dengan menggunakan larutan methylen blue selama 2 menit. Dan selanjutnya dilakukan pembilasan pada air mengalir dan pengeringan slide/preparat menggunakan kertas penyerap. Sel yang bersifat tahan asam akan berwarna merah, sedangkan sel yang bersifat tidak tahan asam akan menyerap warna biru [8]. Pewarnaan sel fungi juga dilakukan terhadap inokula fungi yang telah dikultivasi selama 7-14 hari pada suhu 25oC. Pewarnaan ini bertujuan untuk mengamati beberapa struktur dari sel fungi. Spora fungi diambil dengan menggunakan teknik tertentu dan selanjutnya diletakka di atas gelas objek. Dan larutan lactophenol-cotton blue diteteskan secukupnya hingga merata. Pengamatan struktur sel fungi diamati dibawah mikroskop binokuler [8]. 

 2. Metode Penelitian 

 Pewarnaan Gram dilakukan terhadap inokula bakteri yang telah dikultivasi selama 24 jam. Terhadap inokula tersebut dibuat preparat smear/oles pada permukaan objek gelas. Berikutnya dilakukan fiksasi pada nyala api dan dilanjutkan dengan pewarnaan menggunakan larutan pewarna Gram. Dengan urutan larutan pewarnaan yaitu crystal violet 60 detik, Gram’s iodine 60 detik, ethyl alkohol 95% 30 detik, dan safranin 60 detik. Diantara larutan pewarna dilakukan pembilasan menggunakan air mengalir. Hasil pewarnaan Gram diamati dibawah mikroskop denga perbesaran 10 X, 40 X, hingga 100 X. Dari masing-masing perbesaran amati bentuk sel dan eaksi Gram pada sel bakteri yang terjadi. Untuk pewarnaan tahan asam dilakukan dengan menggunakan metode Ziehls-Neelsen. Melalui metode inokula sel bakteri yang akan dilakukan pengamatan juga dibuat preparat smear/oles pada objek gelas. Selanjutnya preparat diletakkan di atas beaker gelas yang berisi air mendidih selama 5 menit dengan pembrian carbol fuchsin Selama pemanasan 5 menit dijaga spaya preparat tidak terbentuk gelembung hasil pemanasan (tidak mendidih). Setelah 5 menit dilakukan pendinginan dan dibilas dengna air mengalir. Pewarnaan lanjut dilakukan dengan menggunakan larutan asam alkohol. Tahapan ini dilakukan hingga larutan asam-alkohol tampak jernih. Pembilasan juga dilakukan menggunakan air mengalir. 

Tahapan akhir dari pewarnaan metode ini adalah dengan menggunakan larutan methylen blue selama 2 menit. Dan selanjutnya dilakukan pembilasan pada air mengalir dan pengeringan slide/preparat menggunakan kertas penyerap. Sel yang bersifat tahan asam akan berwarna merah, sedangkan sel yang bersifat tidak tahan asam akan menyerap warna biru. Pewarnaan sel fungi juga dilakukan terhadap inokula fungi yang telah dikultivasi selama 7-14 hari pada suhu 25oC. Pewarnaan ini bertujuan untuk mengamati beberapa struktur dari sel fungi. Spora fungi diambil dengan menggunakan teknik tertentu dan selanjutnya diletakka di atas gelas objek. Dan larutan lactophenol-cotton blue diteteskan secukupnya hingga merata. Pengamatan struktur sel fungi diamati dibawah mikroskop binokuler. 

 3. Hasil dan Pembahasan 

 Tabel I. Hasil Percobaan Praktikum No Jenis Isolat Morfologi Dokumentasi 1 E.coli Berbentuk batang, diameter koloni 1,1x2-6 μm, koloni muncul di atas permukaan media,berwarna putih susu, bakteri gram negatif 2 Staphylococcus aureus Berbentuk coccus, susunan bergerombol, bulat, tidak berflagel, tidak berspora, tidak berkapsul, bakteri gram positif, membentuk pigmen kuning emas, permukaan cembung 3 Aspergillus niger Berbentuk batang, bakteri gram positif , warna koloni putih sampai kekuningan atau putih suram, tepi koloni bermacam-macam namun umumnya tidak rata , permukaannya kasar dan berlendir 4 Trichoderma harzianum Koloni kecil, smooth, sedikit cembung, tidak berwarna tau berwarna merah muda 

 4. Kesimpulan 

 Dalam pengamatan sel mikrob dikenal banyak teknik pewarnaan sel. Pada prinsipnya ada dua tipe dari teknik pewarnaan sel, yaitu : (1) pewarnaan sederhana, pada pewarnaan ini hanya menggunakan satu pewarnaan. Pewarnaan sederhana bertujuan untuk pengamatan visualisasi bentuk morfologi, seperti bentuk kokus, batang, dan spiral. Disamping itu juga dengan teknik pewarnaan sel dapat teramati susunan atau penataan sel (berantai, berkelompok, berpasangan, dan berpasangan banyak). Berikutnya (2) pewarnaan diferensial dapat dilakukan pemisahan keddalam kelompok pewarnaan Gram dan pewarnaan tahan asam. Teknik pewarnaaan diferensial juga dapat teramati visualisasi struktur sel, seperti flagel, kapsul, spora dan inti. 

 Daftar Acuan 

[1]Fardiaz. 1992.Mikrobiologi pangan. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. 

[2] Sutedjo.1996. Mikrobiologi Tanah .Rineka Cipta : Jakarta. 

[3] Pelczar.1986.Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. Universitas Indonesia Press: Jakarta. 

[4] Hadioetomo. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek dan Teknik serta Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. 

[5]Waluyo.2010. Perpajakan Indonesia.Jakarta : Salemba Empat. 

[6] Dwidjoseputro. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta. 

 [7] Pratiwi.2008.Mikrobiologi Farmasi. Erlangga: Jakarta. [8]Gupte. 1990. Mikrobiologi Dasar. Binarupa Aksara: Jakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Praktikum DETEKSI MIKROBIOTA NORMAL

Sediaan eliksir

IDENTIFIKASI MAKROSKOPIK DAN MIKROSKOPIK