Sediaan eliksir

Eliksir 

Eliksir merupakan sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap serta mengandung zat tambahan seperti gula atau zat pemais lainnya, zat pewangi dan pngawet (Depkes RI, 1979). Sedangkan dalam arti lain, eliksir juga dapat diartikan dengan sediaan jernih dan manis yang merupakan larutan hidroalkoholik terutama untuk pemakaian oral serta biasanya beraroma (Depkes RI, 1995). Komponen eliksir yaitu sebagai berikut: 
1. Zat aktif 
Zat aktif merupakan zat utama/zat berkhasiat dalam sediaan eliksir 
2. Pelarut 
Pelarut merupakan cairan yang dapat melarutkan zat aktif atau biasa disebut sebagai zat pembawa. Pelarut utama yang digunakan yaitu etanol unutk mempertinggi kelarutan 
3. Pemanis 
Pemanis merupakan zat tambahan untuk memberikan rasa manis pada eliksir. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilenglikol sebagai pengganti gula atau sukrosa. 
4. Zat penstabil 
Zat penstabil merupakan zat tambahan untuk menjaga eliksir dalam keadaan stabil 
5. Pengawet Pengawet merupakan zat tambahan yang digunkan untuk menjaga agar eliksir dapat tahan lama dan tetap stabil dalam penyimpanan yang lama. Eliksir dengan kadra alkohol 10-12% dapat berfungsi sebagai pengawet 
(Anief, 1997) 

Ciri khas eliksir yaitu sebagai berikut: 
a. Mengandung alkohol 5-24% 
b. Rasa manis, tidak semanis sirup 
c. Warna sesuai aroma 
(Anief, 1997) 

Jenis-jenis eliksir yaitu sebagai berikut: 
a. Medicated Elixir, mengandung bahan berkhasiat obat dan pemilihan cairan pembawa zat aktif obat dalam sediaan eliksir harus mempertimbangkan kelarutan dan kestabilannya dalam air dan alkohol 
b. Nonmedicated elixir, sebagai zat tambahan dan ditambahkan pada sediaan dengan tujuan meningkatkan rasa. Sebagai zat tambahan diusahakan tidak mempengaruhi atau menghilangkan khasiat dari zat aktif. Eliksir ini juga bisa digunakan sebagai bahan pelarut yang mengandung bahan aktif obat (Syamsuni, 2007) 

Kelebihan eliksir yaitu sebagai berikut: 
a. Mudah ditelan dibandigkan tablet atau kapsul, sehingga banyakdisukai anak-anak, bayi, maupun usia lanjut 
b. Rasanya dan baunya menyenangkan 
c. Absorbsi obat lebih cepat karena telah berbentuk sediaan cair(tidak mengalami proses penghancuran/disintegrasi maupunpelarutan seperti pada tablet,kapsul, pil, dll) 
d. Mengurangi resiko terjadinya iritasi lambung 
e. Larutan jernih dan tidak perlu dikocok lagi 
(syamsuni, 2007) 

Kekurangan eliksir yaitu sebagi berikut: 
a. Alkohol kurang baik untuk kesehatan anak 
b. Mengandung bahan mudah menguap sehingga harus disimpan dalam botol gelap dan jauh dari sumber api (Syamsuni, 2007) 

Perbedaan sirup dan eliksir yaitu sebagai berikut: 
1. Eliksir menggunakan etanol sebagai pelarut utama yang dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat. Sedangkan sirup digunakan aquades sebagai pelarut utama untuk baha aktif yang larut dalam air dan jika bahan aktif yang digunakan tidak larut air maka digunakan campuran air dengan alkohol 
2. Jika dibandingkan dengan sirup, eliksir kurang manis dan kurang kental karena mengandung gula dengan kadar rendah, sehingga kurang efektif untuk menutupi rasa yang tidak enak. 
3. Eliksir berupa hidroalkoholik, sehingga lebih mudah dibuat menjadi larutan untuk bahan-bahan yang larut dalam air maupun yang larut dalam alcohol. Oleh karena itu, dari sisi pembuatannya eliksir lebih sederhana dibandingkan sirup. 
4. Eliksir dengan konsentrasi 10 - 12% alkohol merupakan self-preserving sehingga tidak perlu ditambahkan anti mikroba lagi (Anief, 1997) 

DAFTAR PUSTAKA

 Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. 

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. 

Anief. 1997. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. UGM Press, Yogyakarta. 

Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. ECG, Jakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Praktikum DETEKSI MIKROBIOTA NORMAL

IDENTIFIKASI MAKROSKOPIK DAN MIKROSKOPIK