Review Jurnal Fitokimia

Review Jurnal Fitokimia

Judul jurnal :Pengaruh jenis dan perbandingan pelarut terhadap hasil ekstraksi minyak atsiri mawar 
Jurnal : J. Hort, tahun 2006, volume 16, nomor 4, halaman 356-359 
Penulis : Amiarsi, Yulianingsih dan Sabari S.D 

 I. PENDAHULUAN 

1.1 Latar Belakang 

Ekstraksi adalah suatu cara untuk memisahkan campuran beberapa zat menjadi komponen-kom¬ponen yang terpisah. Salah satu metode ekstraksi yaitu ekstraksi solvent (pelarut menguap) yang menggunakan pelarut menguap untuk memisahkan minyak dari jaringan tumbuhan. Prinsip dari ekstraksi ini adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan pelarut organik yang mudah menguap. Berdasarkan hal tersebut, metode ini cocok untuk ekstraksi minyak atsiri mawar. Minyak atsiri yang ber¬asal dari mawar banyak digunakan untuk parfum kualitas tinggi dan industri kosmetika. Concrete (hasil ekstraksi bunga menggunakan pelarut) digunakan sebagai bahan baku parfum. Concrete nilai penjualannya lebih rendah dibandingkan produk minyak bunga (absolut). Sehingga untuk mendapatkan rendemen concrete dan absolut mawar yang tinggi dengan mutu yang baik perlu dilakukan suatu uji bahwa pelarut yang digunakan harus merupakan pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi. 

1.2 Rumusan Masalah 

a. Bagaimana pengaruh perbedaan jenis dan perbandingan pelarut terhadap mutu dan hasil ekstraksi? 

3.1 Tujuan 

a. Mengetahui pengaruh perbedaan jenis dan perbandingan pelarut terhadap mutu dan hasil ekstraksi?  

II. METODE PENELITIAN 

2.1 Bahan 
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu bunga mawar (American beauty), heksana, kertas saring, metil isobutil keton dan petroleum eter. 

 2.2 Alat 
Alat- alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu tabung ekstraktor berputar dan tabung evaporator (penguap). 

2.3 Cara kerja 
 - Dicampurkan dan dimasukkan masing-masing perbandingan ke dalam tabung ekstraktor - Dilakukan pengadukan 3-4 kali selama 3 menit per jam secara manual - Ditutup dan dibiarkan selama 12 jam - Disaring dan diperas - - Diuapkan menggunakan evaporator vakum berputar pada suhu 35-40oC dan tekanan 550 mmHg - - Diekstraksi dengan penambahan etanol 96% pada suhu 50-60oC - Diaduk selama 20 menit pada kecepatan 500 putaran per menit pada suhu 30oC - Disaring - Dilakukan berulang-ulang hingga larutan mendekati jernih - Didinginkan pada suhu 0-10oC selama 1 hari - Disaring berulang-ulang hingga larutan menjadi jernih 

III. Hasil dan Pembahasan 

Hasil yang didapat pada penelitian ini yaitu rendemen concrete dan rendemen absolut pada pelarut heksana, petroleum eter dan metil isobutil keton dengan perbandingan bunga dan pelarut 1:1, 1:2, dan 1:3 berkisar antara 0,21-0,36% dan 0,07-0,18%; 0,32-0,89% dan 0,09-0,31%; 0,42-1,35% dan 0,25-0,74%. Indeks bias minyak mawar pada penelitian ini berkisar antara 1,38-1,49. Indeks bias terendah dihasilkan pada pelarut heksan dengan perbandingan bunga dan pelarut 1:2 yaitu 1,38%. Hasil analisis kimiawi komponen penyusun absolut mawar hasil ekstrak¬si pada jenis pelarut (heksan, petroleum eter, dan metil isobutil keton) dengan perbandingan bunga dan pelarut 1:1, 1:2, dan 1;3 menunjukkan adanya 6 senyawa penyusun yang teridentifikasi yaitu fenil etil alkohol, citronellol, geraniol, metil eugenol, α-pinena, dan β-pinena. Perbedaan jenis dan perbandingan pelarut berpengaruh terhadap hasil ekstraksi yang ditandai dengan perbedaan rendemen yang didapat. Hal itu kemungkinan disebabkan karena pelarut mempunyai kemampuan menarik minyak yang berbeda. Sehingga meningkatnya jumlah pelarut maka kemampuannya mengekstrak minyak juga lebih banyak. Indeks bias merupakan parameter yang mempunyai nilai tetap pada sampel minyak murni pada kon¬disi suhu dan tekanan tetap. Analisis ini ditentukan karena hasil minyak mawar yang diperoleh pada penelitian ini dalam jumlah sedikit. Rendahnya indeks bias diduga bahwa minyak mawar yang dihasilkan mempunyai konsentrasi komponen penyusun yang lebih tinggi yang dalam konteks ini yaitu masih mengandung senyawa hidrokarbon. Berdasarkan pengamatan secara visual dibuktikan bahwa minyak hasil ekstraksi berwarna coklat kemerahan, bukan beraroma wangi khas bunga, lebih pekat dan kental, karena masih mengandung lilin. 

 IV. Kesimpulan 

Kesimpulan pada penelitian ini yaitu pelarut mempunyai kemampuan menarik minyak yang berbeda dan dengan meningkatnya jumlah pelarut maka kemampuannya mengekstrak minyak juga lebih banyak. Hasil yang didapat juga lebih banyak dan bermutu baik yaitu pada pelarut metil isobutil keton dengan perbandingan bunga dan pelarut 1:3.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Praktikum DETEKSI MIKROBIOTA NORMAL

Sediaan eliksir

IDENTIFIKASI MAKROSKOPIK DAN MIKROSKOPIK