Kontrol Kualitas Granul atau Tablet

BAB I 
PENDAHULUAN 

I.1. Latar belakang 


Dewasa ini, kemajuan dibidang teknologi dalam industri farmasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam peningkatan mutu dan kualitas obat, terutama dibidang sediaan solid. Dengan adanya peningkatan mutu suatu obat, diharapkan dapat memberikan efek farmakologi yang semakin baik dalam perolehan efisiensi terapi. Salah satunya adalah pengembangan cara didalam pencampuran serbuk dan granul. Granul merupakan sediaan mulitunit berbentuk aglomerat dan partikel kecil serbuk. Granul merupakan hasil dari proses granulasi yang bertujuan untuk meningkatkan aliran serbuk dengan jalan membentuknya menjadi bulatan-bulatan atau agregat-agregat dalam bentuk yang beraturan (Alderbond, 1996). 

Granul merupakan produk yang dihasilkan dari proses granulasi yang selanjutnya akan dijadikan sediaan tablet. Tetapi granul tidak hanya merupakan produk antara pada proses pembuatan tablet, akan tetapi juga merupakan sediaan obat tersendiri. Dalam skala besar, banyak campuran serbuk diubah menjadi serbuk granulat, agar lebih baik penggunaannya dan takarannya lebih pasti. Dengan zat tambahan rasa atau melalui penyalutan, penggunaannya semkain mudah. Apalagi pada saat ini konsumen banyak yang memilih sesuatu yang praktis dan menarik (Mulyadi et al, 2011). 

Dalam dunia farmasi, sediaan dalam bentuk serbuk sangat banyak digunakan. Menurut FI IV serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral maupun pemakaian luar. Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan. Sediaan serbuk dibagi menjadi dua yaitu pulvis dan pulveres. Pulvis adalah serbuk yang tidak terbagi-bagi, sedangkan pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot kurang lebih sama dengan dibungkus kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok (Depkes RI, 1995). 

I.2 Rumusan Masalah 
1. Apa yang dimaksud serbuk dan granul? 
2. Bagaimana cara menghasilkan sedian serbuk dan granul yang berkualitas? 
3. Mengapa perlu dilakukan proses kontrol sediaan serbuk dan granul? 

I. 3. Tujuan 
 Untuk mengetahui pengertian dari serbuk dan granul 
 Untuk mengetahui cara menghasilkan sediaan serbuk dan granul yang berkualitas Agar dapat menjelaskan perlunya proses kontrol sediaan serbuk dan granul 

 BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 


II. 1. Granul 

Granul merupakan sediaan multiunit berbentuk aglomerat dan partikel kecil serbuk. Granul merupakan hasil dari proses granulasi yang bertujuan untuk meningkatkan aliran serbuk dengan jalan membentuknya menjadi bulatan – bulatan atau agregat – agregat dalam bentuk yang beraturan (Alderbon,1996). Metode untuk pencampuran granul ada beberapa cara antara lain powder mixing adalah sebuah metode pencampuran dua atau beberapa partikel dalam keadaan padat dan kering yang tersebar. Campuran serbuk dapat terbagi menjadi dua jenis campuran, diantaranya random mixing dan ordered mixing atau campuran interaktif. Campuran interaktif adalah campuran yang sedemikian homogen yang di mana dua komponen menempel satu sama lain untuk membentuk suatu unit atau granul. Campuran interaktif terdiri dari partikel pembawa dan pertikel terbawanya yang merupakan partikel bahan aktif yang berukuran micronized (Brigdewater, 1976). 

Sebuah partiker micronized dalam campuran interaktif adalah unit terkecil sampel dari campuran serbuk dan memiliki komposisi ampir identik dengan semua campuran unit lainnya dalam campuran serbuk. Metode campuran interaktif dapat di gunakan dengan mencampur partikel pembawa yang kasar dengan komponen obat baik untuk waktu yang relatif lama sehingga partikel – partikel halus obat dapat menempel permukaan partikel pembawa dengan adhesi kekuatan (Vikas, 2008). Campuran interaktif mempunyai keuntungan karena ukuran partikel pembawanya tidak harus sama dan banyaknya partikel yang melekat pada partikel pembawa berbeda-beda satu dengan lainnya (Hersey,1977). 

Campuran interaktif juga memiliki bebrapa keuntungan yang lainnya yaitu untuk menghasilakan campuran serbuk yang homogen, meningkatkan laju disolusi obat yang kelarutannya rendah di dalam air dan untuk meningkatkan sifat permukaan obat atau bahan pembawanya(Vikas, 2008). Sediaan granul memiliki beberapa keuntungan dan kerugian di bandingkan dengan sediaan tunggal. Keuntungannya antara lain lebih mudah di perkirakan waktu pengosongannya di lambung, variasi obsorbsinya rendah, dan memiliki resiko yang lebih rendah untuk terjadinya dose dumping. Beberapa kerugiannya antara lain proses pembuatannya lebih sulit dan lebih mahal, dan proses pengisian ke kapsul gelatin sulit terutama untuk partikel yang berbeda ukuran. Sediaan granul lebih cocok di gunakan sebagai sediaan lepas terkendali di bandingkan sediaan tunggal karena dapat mengurangi variasi absorbsi dan resiko terjadinya dose dumping. Pemeriksaan sifat fisikcampuran granul dapat di lakukan dengan beberapa tahap antara lain : Waktu alir Merupakan waktu yang di perlukan untuk mengalirkan sejumlah granul pada alat yang di pakai. Apabila granul mempunyai sifat alir yang baik maka pengisian pada ruang kempa menjadi kostan sehingga di hasilkan tablet yang mempunyai bobot seragam (Parrott, 1971) 

Sudut diam adalah sudut yang terbentuk antara permukaan tumpukan granul dalam bidang horizontal. Corong berada pada suatu ketinggian yang di kehendaki di atas bidang horizontal. Bubk atau granul di tuang perlahan-lahan sampai di dapat tumpukan bubuk yang berbentuk kerrucut. Bila sudut diam ≤ 30° biasanya menunjukan bahwa granul dapat mengalir bebas, dan bila sudutnya ≥40° biasany sifat alirnya kurang baik(Banker dan Anderson, 1986). 

Faktor-faktor yang mempengaruhi sudut diam suatu granul adalah bentuk ukuran serta kelembapan granul. Sudut diam di ukur dengan rumus : 
Tg α = h/r 
Keterangan :
 α = sudut diam 
 h = tinggi kerucut 
 r = jari-jari 
(Mulyadi et al, 2011). 

 Index pengetapan 

Di definisikan sebagai penurunan volum sejumlah granul karena kemampuannya mengisi ruang antar granul dan memampat secara lebih rapat. Alat yang di gunakan adalah volumeter, terdiri dari gelar ukur yang di letakan pada suatu alat yang dapat bergerak naimturun secara mekanik dengan bantuan alat pengerak (Mulyadi et al, 2011). 

 Susut pengeringan Susut pengerinagan adalah banyaknya bagian zat yang mudah menguap termasuk air. Di timbang seksama seluruh granul basah yang sudah di ayak dalam botol timbang yang telah di tetapkan bobotnya kemudian keringkan pada suhu 40°C, tentukan waktu yang menetukan granul mencapai kelembab 2-4% Susut pengeringan =(bobtsampelbasah-bobtdampelkering)/boobotsampelbasah x 100 (Mulyadi et al, 2011). 

 Pengukuran diameter partikel dengan metode pengayakan Di susun beberapa ayakan dengan nomor tertentu berurutan dari atas ke bawah, dengan makin besar nomor ayakan yang bersangkutan. Serbuk yang di timbang seksama di masukan ke dalam ayakan paling atas. Kemudian serbuk tersebuk di ayak selama 5 menit pada etaran tertentu. Setelah di ayak serbuk yang terdapat pada masing – masing ayakan di timbang dan harga diameter di tentukan (Mulyadi et al, 2011). 

 Penentuan banyaknya sedimen dengan metode sedimentasi Penentuan banyaknya sedimen dengan mengunakan metode sedimentasi di lakukan dengan cara timbang 5gram granul kemudian di larutkan ke dalam 100 ml aqudest . aduk selama 20 detik dan amati banyaknya sedimen yang terjadi selama 1-15menit. (Mulyadi et al,2011) 

 II.2. Serbuk 

Menurut Farmakope III serbuk adalah campuran homogen dua tau lebih obat yang diserbukkan (Depkes RI, 1979). Menurut Farmakope IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat yang atau zat kimia yang yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau pemakaian luar (Depkes RI, 1995). Sedangkan menurut kimia fisik, serbuk adalah partikel bahan padat yang mempunyai ukuran antara 10.000-0,1 mikrometer.Bentuk serbuk mempunyai luas permukaan yang lebih luas sehingga lebih mudah larut dan lebih mudah terdispersi daripada bentuk sediaan obat lainnya seperti kapsul, tablet, pil. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dalam ukuran yang lazim, dapat dibuat dalam bentuk serbuk (H.A Syamsuni,2006).  

Kelebihan obat dalam bentuk serbuk : Karena mempunyai permukaan yang luas serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dan pada bentuk sediaan dipadatkan. Anak-anak atau orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih baik menggunakan obat dalam bentuk serbuk. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dalam ukuran yang lazim, dapat dibuat dalam bentuk serbuk. Sebelum digunakan, biasanya serbuk oral dapat dicampur air minum. Masalah stabilitas yang seringkali dihadapi dalam sediaan bentuk cair, tidak ditemukan dalam sediaan bentuk serbuk. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam bentuk serbuk atau granul. Sedangkan kerugian bentuk sediaan serbuk adalah : Obat yang tidak tahan terhadap pemaparan diudara akan rusak dengan bentuk sediaan ini. Obat yang pahit, menimbulkan rasa mual dan muntah, begitu pula obat yang korosif tidak dapat dibuat dalam bentuk sediaan ini. Sukar untuk menutup rasa dan bau yang tidak enak. Tidak dapat disimpan lama Durasi efek dan waktu mulai berefek tidak dapat diatur. (Ansel, 1989). 

 Secara umum syarat serbuk adalah sebagai berikut: Kering, tidak boleh menggumpal atau megandung air. Halus, harus bebas dari butiran-butiran kasar. Homogen, setiap bagian campuran serbuk harus mengandung bahan-bahan yang sama dan dalam perbandingan yang sama pula. Memenuhi uji keseragaman bobot (seragam dalam bobot) atau keseragaman kandungan (seragam dalam zat yang terkandung) yang berlaku untuk serbuk terbagi/pulveres yang mengandung obat keras, narkotik dan psikotropik. Syarat lain yang ditetapkan dalam FI. Pulveres (serbuk bagi) Keseragaman bobot : Timbang isi dari 20 bungkus satu per satu, campur isi ke 20 bungkus tadi dan timbang sekaligus, hitung bobot isi rata-rata. Penyimpangan antara penimbangan satu per satu terhadap bobot isi rata-rata tidak lebih dari 15% tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari 10% tiap 18 bungkus. Serbuk oral tidak terbagi Pada serbuk oral tidak terbagi hanya terbatas pada obat yang relatif tidak paten, seperti laksan, antasida, makanan diet dan beberapa makanan analgesik tertentu sehingga pasien dapat menakar secara aman dengan sendok teh atau penakar lain. 

 Serbuk tabur Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh, agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka. Serbuk diracik dengan cara mencampur bahan obat satu per satu, sedikit demi sedikit dan mulai dengan bahan obat yang jumlahnya sedikit, kemudian diayak, biasanya menggunakan pengayak nomor 60 dan dicampur lagi jika mengandung lemak, harus diayak dengan pengayak nomor 44. Jika jumlah obat kurang dari 50mg atau jumlah tersebut tidak dapat ditimbang harus dilakukan pengenceran menggunakan zat tambahan yang cocok(Depkes RI, 1979). Uji mutu fisik serbuk : Keseragaman Bobot Cara menguji keseragaman bobot menurut FI edisi III Timbang isi dari 20 bungkus satu persatu Campur isi ke-20 bungkus tadi dan timbang sekaligus. Hitung bobot isi rata-rata. Penyimpangan antara penimbangan satu persatu terhadap bobot isi rata-rata tidak lebih dari 15% tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari 10% tiap 18 bungkus. Cara mudah menguji keseragama bobot pada pembuatan skala apotek Timbang seluruh obat yang sudah dicampur (maksimal untuk 20 bungkus). Hitung bobot rata-rata. Bagi sebanyak permintaan resep. Bungkus lalu timbang satu-persatu. 

 Penyimpangan yang diperbolehkan antara penimbangan satu persatu terhadap bobot rata-rata tidak lebih dari 15% untuk tiap 2 bungkus, dan 10% untuk 18 bungkus. Waktu Alir Serbuk Metode yang digunakan untuk mendeteksi sifat aliran adalah memperhatikan kecepatan aliran. Prinsip pengukurannya : Yang di ukur adalah waktu yang diperlukan oleh sejumlah tertentu zat untuk mengalir melalui lubang – lubang corong. Yang diukur adalah jumlah zat yang mengalir dalam suatu waktu tertentu. Untuk menentukan faktor mengalir atau meluncur setiap kali digunakan. ( 50 gram granul bebas debu, sekali tanpa bahan pengatur aliran dan kali lain dengan bahan pembantu aliran, yang dimasukkan corong, lubang corong kemudian dibuka selama 10 detik, jumlah granul yang keluar ditimbang. Bobot Jenis Serbuk Bobot jenis ( ρ ) adalah konstanta atau tetapan bahan yang tergantung pada suhu, baik untuk bahan padat, cair dan gas yang homogen. Bobot jenis didefinisikan sebagai perbandingan antara massa bahan terhadap volume. Ρ = m/v Bilangan bobot jenis ( d ), merupakan bilangan pembandng tanpa dimensi yang mengacu pada bobot jenis air pada 40 C = 1000 g/mL dt = zat padat t0C / zat pada 40C bobot jenis relative farmakope yakni bobot jenis yang mengacu pada ukuran, berat dan merupakan perbandingan berat serta bagian volume sama dari zat yang diteliti terhadap cairan, dimana diukur di udara pada suhu 200 C. Suhu 0C Bobot/ liter air ( g) 20 997,18 25 996,02 30 994,62 

 BAB III PENUTUP 

III.1 Kesimpulan 

Kesimpulan yang didapat dari makalah ini yaitu: Granul merupakan sediaan multiunit berbentuk aglomerat dan partikel kecil serbuk. Serbuk adalah campuran kering bahan obat yang atau zat kimia yang yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau pemakaian luar. Suatu granul atau serbuk dapat dihasilkan dengan baik apabila serbuk atau granul tersebut lulus dalam uji mutu atau kualitas nya. Hal ini menandakan granul atau serbuk tersebut layak untuk dikonsumsi dan dipasarkan pada konsumen. Proses control kualitas granul atau serbuk diperlukan agar dihasilkan granul atau serbuk yang sesuai standar,tidak cacat maupun terdapat kerusakan lainnya. 

 III.2 Saran 

Saran yang dapat diberikan dari makalah ini yaitu sebaiknya dalam pembuatan granul maupun serbuk dilakukan dengan proses yang tepat dan benar sehingga dihasilkan prosuk dengan kualitas yang baik dan memenuhi semua persyaratan mutu yang ditetapkan. 

 DAFTAR PUSTAKA 

Alderborn, Goran, dan Nystrom, Christer. 1996. Pharmaceutical Powder Compaction Technology. Marcel Dekker Inc, New York. 

 Ansel , H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI Press. Jakarta. C.W. Yip and J.A. Hersey .1977. Segregation in ordered powder mixtures. Powder Technol 16: 149–150. 

 Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 

 Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Keempat. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 

 Mulyadi, M.d., I. Y. Astuti & B.A Dhiani. 2011. Formulasi Granul Instan Jus Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) dengan Variasi Konsentrasi Povidon sebagai Bahan Pengikat serta Kontrol Kualitasnya. Pharmacy. Vol 8(3). Parrot E, L. 1971. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics Ed III. Burgers Publishing Company Minneapolis. 

 Syamsuni, H. A. 2006. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 

 Vikas V., V, Mirakor., Sasikumar M., Parikshit C., and Avdhoot L.2008. HPTLC Method for Determination of Colchicine in a Pharmaceutical Formulation.Journal of Planar Chromatography. Vol 21(3) :187-189.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Praktikum DETEKSI MIKROBIOTA NORMAL

Sediaan eliksir

IDENTIFIKASI MAKROSKOPIK DAN MIKROSKOPIK